Selasa, 11 Desember 2012

Pengalaman Saya Dengan orang India : blunt, tulus (1)

Dec 2th 2012

Itu adalah kesan saya setelah banyak bergaul dengan banyak kolega, bos, dan tim dari sana selama 5 tahun ini.

Kesan ini semakin dalam dalam kunjungan kali ini ke India. Pertama ketika pagi-pagi buta saya sampai di stasiun kereta Anand Vihar, dekat New Delhi, sekitar jam 5 pagi saya sampai.

Ini pertama kali saya naik kereta api di sini. Stasiun keretanya tidak lebih baik (dalam hal kebersihan) dari Gambir di Jakarta. Ini agak mirip stasiun Beos. Di pintu masuk ada alat untuk men scan koper, sama seperti kalau di bandara, atau di mal-mal di Indonesia.  Penjaganya sudah tua, tampak terkantuk-kantuk,  duduk di ujung alat ini. Karena saya bawa koper besar dan ransel, saya pura-pura cuek lewat saja. Lagian  tidak bawa bom dalam koper saya , lagian si penjaga tampaknya tidak perhatian..masih ngantuk. Lagian pula  di Indonesia di kota mana pun tidak ada scan koper di stasiun kereta. Paling tidak, tidak ada di Jakarta, Cirebon, Tegal, Semarang, dan Surabaya.

Ternyata tidak, dia teriak "hei" sambil menunjuk saya dan menyuruh men scan koper dan ransel. Pakai bahasa isyarat. Ok, saya turuti, saya sepenuhnya sadar bahwa dia tidak tahu saya bawa bom atau tidak tanpa melewati scan ini. Di depan mesin scan ada tulisan "please be cooperative" .. Oke. Oke..,saya menurut.

Sampai di dalam, sudah ada banyak orang. Saya berjalan sambil menduga tempat mana yang paling tepat untuk menunggu. Tiba-tiba ada pemuda, usia sekitar 35th, berjaket, dan memakai topi penghangat, tinggi sekitar 168cm, berat sekitar 60kg an,  memandangi saya dan menyapa dengan ramah :

"Hi, are you from Korea?"
"Tidak, saya dari Indonesia"

Nah kebetulan saya bisa bertanya

" Saya menuju stasiun Kathgodam, dan ini printed e ticket saya, apakah betul disini tempat menunggu ?"

Dia melihat printed e ticket saya :

"Yes, right. You are in coach 5 and seat 9"
"Terimakasih, saya hanya ingin memastikan. Karena ini pertama kali naik kereta di sini"
"Don't worry, I will guide you. I know that place. I will be in the same train. I am in coah 9"
"My name is... I am moslem"
"Saya Indra,..saya Nasrani"
"Ok, no problem"

Saya memandangi dia sambil menerka nerka apakah orang ini tulus. Dalam kunjungan pertama saya ke India 3 thn yg lalu saya tertipu (diperas)  200usd melayang. Saya akan ceritakan kisah sedih itu  lain waktu.

Dia melanjutkan

"I just arrived lastnight after spending one week in Guangzhou, yesterday my flight was stop over in KL"
"Guangzhou kota yang sangat ramai dan sibuk. Bulan Mei lalu saya juga ke sana" kata saya, ramah juga.
"Yes, it is great there except that language and food is problem for me, you know my belive not allow me to take some food"
"Ya, saya faham sekali. Tidak seperti KL, Singapore, atau bahkan melbourne, kamu masih dapat menemukan banyak makanan halal di sana"
"Yes. I work in Dubai. I am a mechanical engineer. I work in a company producing resin"
bla..bla kami pun bertukar informasi mengenai pekerjaan kami dll.

"I take leave 2 weeks to visit my family. My hometown is near Kathgodam and Sitarganj, the place which you want to visit.. So if you have time please visit me, I can introduce you to my family.  Or I can pick you up. It is no problem at all"

Terus dia minta kartu nama saya, tetapi sudah 3 tahun terakhir  saya tidak pernah membawa barang itu.

"Nevermind. Let me give you my contact mail address so that we can keep in touch. I am happy to know a good person like you sir"

Saya memberikan buku notes saya, dan dia tuliskan mail addressnya di sana.

Ok - hari itu saya menemukan satu orang sincere di sana. One day I'll mail him.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar