Sabtu, 24 Oktober 2015

Naik Commuterline Jakarta : Apakah Nyaman dan Aman ? (Bagian 2 dari 2 tulisan)

Tulisan ini melanjutkan postingan sebelumnya terkait petunjuk teknis bagaimana naik Commuter Line.

Saya mulai dari Keuntungannya, very obvious :

1. Anti macet, tidak capek nyetir
2. Tidak meng kontribusi macet (apakah anda termasuk orang yang naik mobil sendirian, apalagi naik mobil berukuran besar..saya kadang masuk kategori ini)
3. Go green, tidak polusi, satu kereta bisa angkut ratusan penumpang.
4. Ekonomis

Apakah Nyaman ?

Saya gambarkan situasinya agar anda dapat simpulkan sendiri nyaman atau tidak. Semua kereta pakai AC. Beberapa gerbong ada yang pakai fan juga, disamping AC. Ada petugas yang bolak balik ngepel (tentu saja saat memungkinkan, saat tidak terlalu penuh).

Jalur dan jam tertentu okupansi gerbongnya (sangat) padat. Anda harus berebut masuk, lalu berdiri pasrah, tanpa pakai tenaga pun bisa tetap berdiri, karena ditopang kanan kiri depan belakang, nyaris 360derajat, oleh manusia lain… Ini terjadi di jam berangkat kantor arah ke Jakarta, misal dari Bekasi, Bogor, Serpong. Sayang saya tidak punya gambar foto kondisi dahsyat ini. Berita baiknya : pada jam tersebut jalur sebaliknya nyaman.

Saat sore jam pulang kantor kondisi sebaliknya.

di dalam gerbong. Tingkat kepenuhan : sedang

Karena public transport, anda tidak dapat mendikte orang yang naik harus bagaimana. Ada yang rapi dan wangi, atau rapi tapi tidak wangi, bisa juga tidak rapi dan tidak wangi. Siapa sebelah anda tergantung inisiatif dan nasib anda yang konon katanya, tergantung amal ibadah, he..he. Selama ini nasib saya baik baik saja tuh. Maksud inisiatif, anda boleh pindah, geser, jika disamping ada dirasa mengganggu.

Kondisi Kosong, biasanya di jalur melawan arah (misal nya jam pagi dari arah Jakarta ke Bekasi. Atau jam tanggung di hari kerja

Pernah di kereta, saat pulang, kondisi penuh tingkat sedang, terdengar suara air menyembur. Tidak kelihatan dari tempat saya. Begitu sampai di Kranji, saya turun, baru ketahuan ceritanya. Ada lelaki jongkok, membersihkan bekas cairan putih seperti jus sirsak, yang tersebar, pakai tissue. Lehernya di pijat2 oleh satpam kereta. Bau minyak angin bercampur asam lambung+uraian karbohidrat+protein+lemak+enzym lain. Rupanya tadi dia menyemprot persis kearah pintu. Tidak tahu apa ada yang terciprat tadi. Jangan takut, kejadian ini 1 antara 1000 mungkin.

Toilet di dalam gerbong ? Karena didisain jarak dekat, maka tidak ada. Ini umum kok. Di luar negeri juga sama.

Hal lain, anda harus siapkan strategi bagaimana cara mencapai dan meninggalkan stasiun.

Aman ?

Relatif aman. Tapi harus tetap hati-hati. Saya selalu taruh dompet di saku depan, dan sering di cek. Demikian juga hp. Yang penting be alert.

Durasi Perjalanan?

Dengan kecepatan sekitar 70-100km per jam, tanpa lampu merah, dan tanpa macet maka durasi perjalanan antar stasiun dapat anda bayangkan sendiri. Masalah timbul jika kereta berhenti karena antri sebelum masik stasiun transit, atau menunggu kereta cepat lewat duluan. Durasi perjalanan bertambah jika rute anda harus berganti kereta di stasiun transit.

di stasiun transit : berbondong-bondong

Untuk gambaran ; Palmerah ke Jurangmangu Bintaro sekitar 20 menit jarak 12km (melewati 2 stasiun). Bekasi Ke Kota (tanpa pindah kereta) sekitar 1 jam, melewati 15 stasiun. Bintaro ke Bekasi (pindah kereta 2kali) sekitar 1.5 - 2jam.

Rute Saya, Sekedar Sharing

Rute saya dari Bekasi ke Bintaro turun di Sta Jurang Mangu. Saya tidak naik kereta dari Bekasi, karena menurut saya kurang nyaman, melainkan naik mobil bareng istri, anak sulung + supir ikut mengantar sekolah di daerah kemanggisan. Saya didrop out di Sta Palmerah. Dari Palmerah naik kereta arah selatan, turun Jurangmangu. Ini jalur nyaman di pagi hari, karena melawan arah. Sesampai Stasiun lalu naik angkot, atau angkutan Bintaro Intrans sampai kantor.

Stasiun Palmerah. Kereta tiba, siap-siap naik

Turun di Stasiun Jurang Mangu

Pulangnya, pakai kereta Bintaro-Bekasi. Bintaro sampai Tanah Abang, relatif nyaman karena melawan arus. Tetapi dari Tanah Abang ke Manggarai lalu ke Bekasi, ini jalur padat sekali. Tapi karena pulang kantor ya, santai saja, tidak buru-buru. Rata-rata harus berdiri dari Tanah Abang, sampai Bekasi. Tetapi Its ok, setelah duduk seharian di kantor, berdiri beberapa jam di kereta is not a big deal. Saya turun di Sta Kranji.

Dari Kranji ke rumah kombinasi naik angkot (atau ojek) + jalan kaki 20 menit, sekitar 1.8km. Sehat, tapi keringatan. Anggap saja cardio. Saya teringat kesaksian orang Jepang yang berumur 100th lebih, dia bilang kita harus jalan kaki tiap hari 5000an langkah katanya.

Biasanya kalau sudah rencana naik kereta, saya bawa baju ganti berupa baju hangat, yang pakai kerudung, karena dingin. Pakai sepatu kets (sepatu kerja ditinggal di mobil, di kantor). Baju kerja masuk ke ransel. Laptop ditinggal di kantor. Toh, email masih bisa diakses lewat mobile.

Polanya hari Senin saya bawa mobil lalu ditinggal. Jumat dibawa balik lagi. Hari lain, jika ada jadwal meeting pagi hari (yang ter-plan), atau akan meeting diluar, maka bawa mobil / tidak maka naik kereta.

Bagi saya, berada di kerumunan ordinary people di kereta, melihat dan mengamati tingkah polah manusia tua muda, anak sekolah, suami istri, remaja pacaran, orang buta, orang bersahaja, adalah seperti membaca buku cerita.

Jika bosan saya juga bisa sambil sembari cek and respon kerjaan kantor via email, atau sambil cek medsos lain.

Bagaimana dengan Gengsi ?

Tentu saja naik public transport tidak se-prestisius naik mobil, apalagi mobil mewah. Tetapi tidak ada salahnya bagi anda untuk mencoba naik commuter line, paling tidak saat weekend. Ada saat kita harus letakkan gengsi ke urutan ke 27.

Anyway, sebetulnya nilai hakiki manusia kan tergantung apa kontribusi dia terhadap sesama, lingkungan, dan dunia. Bukan dari dia naik apa. Dengan naik kereta, instead of naik mobil pribadi, anda sudah menyangi bumi (dan dompet :)). Why don’t you try ? Tidak harus tiap hari.

Bagaimana Naik Kereta Commuter Line Jakarta ? (Bagian 1 dari 2 tulisan)

Ada yg bilang bukan Jakarta kalau tidak macet. Entah ini menghibur diri, atau pasrah.. Dengan jumlah kendaraan bermotor 17.4juta di th 2014 (12juta Roda 2), dan terus bertambah, bagaimana tidak macet?

Kemacetan Tingkat Dewa di Jakarta

Salah satu solusi anti macet, populer di banyak negara, adalah kereta api. Di Jakarta disebut Commuter line. Moda ini menghubungkan Jakarta dengan kota penyangga di sekitarnya, membantu para commuter (jawa : Penglaju) setiap hari pergi pulang.

Mulai Agustus 2015 lalu beberapa kali saya coba moda ini. Tulisan ini akan dibagi 2, pertama menjelaskan bagaimana naik commuter, dan beberapa gambar terkait. Tulisan kedua menjelaskan suka – duka nya naik communter line, dari pandangan saya tentu saja, jadi mungkin agak subyektif. Semoga berguna.



Rute

Dapat dikatakan Commuter line menjangkau semua daerah kota satelit Jakarta. Dan semua rute dimulai dari kota pinggiran ini.

Secara garis besar, rute commuter line dapat dikategorikan sbb :

1. Bekasi – Jakarta Kota (Stasiun Beos) : jalur warna biru.
2. Bogor – Jakarta Kota : jalur warna merah tua
3. Bogor – Jatinegara : jalur oranye
4. Tangerang – Duri
5. Rangkas Bitung – Tanahabang.

Commuter line akan berhenti di stasiun-stasiun sepanjang lintasan tersebut, penumpang dapat berhenti dan naik disana. Misal Bekasi – Jakarta Kota, akan melewati Kranji, Cakung, dll. Stasiun dengan bulatan berwarna merah artinya kereta tidak berhenti, numpang lewat saja. Bagi anda yang beru pertama naik, tidak perlu menghafalkan stasiun-stasiun ini ya, juga tidak usah memprint blog ini, karena di setiap gerbong di dekat pintu ditempel kok..

Stasiun Manggarai, stasiun untuk transit

Beberapa stasiun disebut stasiun transit, yaitu tempat dimana penumpang berpindah kereta. Diantaranya: Jatinegara, Manggarai, dan Tanah Abang. Maksudnya begini, jika anda dari Serpong akan ke Bekasi, maka harus 2 kali ganti: (1) naik kereta Serpong – Tanah abang (gambar rute jalur hijau) lalu di Tanah Abang ganti kereta (2) Tanah Abang – Bogor (gambar Jalur Orange), turun di Manggarai, ganti lagi ke kerata (3) Jakarta Kota – Bekasi (jalur Biru).

Antar stasiun transit terkadang ada kereta feeder yang mondar-mandir antar stasiun transit. Misal : feeder Tanah Abang – Manggarai, dia akan bolak balik, seperti setrikaan, antara 2 titik tersebut.

Stasiun Kranji

Bagaimana Caranya ?

Mudah, dan murah. Modal pertama adalah tekat, lalu tentu saja uang, tidak mahal. Bagaimana cara bayar ? Semua penumpang harus menggunakan kartu akses. Ada dua cara untuk mendapatkannya :

1. Beli di Loket
Anda langsung ke loket, antri dengan baik, lalu katakan pada petugas tujuan anda, bayar sesuai tarif yang disebutkan, dan anda dapat tiketnya. Kartu ini dipakai untuk di “cetit” (ditempelkan, dan bunyi "tit" sekali.) di palang otomatis yang ada di tempat masuk dan keluar. Sesampai di tempat tujuan, untuk keluar stasiun anda “cetit” kan kartu lagi, lalu kartu dapat dikembalikan ditukar uang. Misal Bekasi ke Jakarta Kota, anda bayar 12ribu, dapat kartu, lalu di stasiun kota, kartu dapat diuangkan lagi dan anda dapat 8ribu. Jadi nett nya bayar 4 ribu, Bekasi ke Jakarta Kota (Beos, kota tua).

Tempat Untuk men-tap Kartu

2. Memakai Kartu Isi Ulang
Bagi anda yang sering pakai, mending pakai jenis ini. Dapat diisi ulang. Anda dapat juga cek saldo setiap saat (setiap kali men”cetit” di pintu masuk peron, akan muncul saldo tersisa anda. Kartunya disebut Commet, singkatan Commuter Electronic Ticket. Katanya bisa juga memakai kartu mandiri yang bisa dibeli di Indomaret, dll.

Kartu Commet

Begitu masuk, jika kereta belum ada, tunggu saja dulu. Jika sudah ada silakan masuk. Ingat gerbong pertama dan terakhir khusus wanita, warnanya biasanya pink. Gerbong lain untuk umum. Ditiap gerbong ada tempat duduk khusus orang tua, wanita hamil, ibu dengan anak, biasanya ada di ujung tiap gerbong, dekat pintu ke gerbong lain. Jika anda tidak masuk kategori ini, sebaiknya jangan duduk disana ya, tidak sopan itu. Dahulukan penumpang turun, aturan ini juga sering dilanggar, semoga anda tidak melanggar nanti. Jangan menunggu terlalu dekat jalur kereta, berbahaya.

Gerbong Si Pinky untuk Wanita

Jam Keberangkatan ? biasanya interval sekitar 15 – 30menit. Tapi sebaiknya begitu anda dekat stasiun cepat-cepat masuk, karena kalau santai sedikit dan ketinggalan kereta, nyesek banget lho. Sakitnya tuh disini (sambil megang dada).

Tarif : Murah dan Bersahabat. Bisa Bayar Nyicil ?
Ini gambaran tarifnya, Palmerah ke Jurangmangu (Bintaro) hanya 2rebu.. jarak sekitar 15km. Jurangmangu (Bintaro) ke Bekasi hanya 4rebu saja, dan jaraknya 41km !! Bekasi ke Jakarta Kota, hanya 4 rebu, sekitar 40km. Silakan bayangkan naik taksi habis berapa ? Atau kendaraan pribadi : bensin dan tol nya berapa, juga emosi karena macet yang tidak bisa diuangkan.

Bisa bayar nyicil gak ya ? tentu saja tidak. .plis deh, ..sudah murah kok minta nyicil, he..he.

Apakah nyaman ? aman ? on time ? lihat di postingan selanjutnya.

Sabtu, 26 September 2015

Apakah Anda "Korban" Media Sosial ?

Siapa bilang kemajuan teknologi informasi, khususnya medos selalu membawa kabar baik?

Paling tidak saya mulai terseok-seok mengimbanginya. Saya, seperti halnya Anda, yang sok disebut manusia modern dan tidak gaptek, dapat di colek dari berbagai media. Dari yang primitif sampai yang gaul dan modern: telpon voice, sms, bbm, WA, email, skype, twitter, Google plus, dan blog!
Ada juga linkdln, tetapi sudah tidak terlalu aktif. Orang lain mungkin ada juga yang pakai path, line, kakao talk. Masih untung saya belum tergoda fb dan instagram.

Berapa Medsos Anda Punya?
Karena alasan kerjaan, atau alasan lain yang valid (atau maksa, di valid validkan), kita dapat memiliki lebih dari satu hal di atas. Misalnya saya punya 2 nomor hp satu utk voice dan browsing, satu bbm. 4 alamat email : satu kantor, satu gmail non kantor, satu gmail untuk blog, dan satu cloud nya ipad hadiah ulang tahun istri 3 th yg lalu (thanks honey:). BBM account hanya satu, tadinya 2., tapi BBM berisi 5 group chat, 4 group terkait kerjaan + 1 group keluarga. WA hanya satu dengan satu yg grup terkait kerjaan. Beberapa group chat sudah saya left!. Satu Twitter, satu Google+, dua blog. O ya satu lagi : skype.

Coba Anda cek, bagaimana dengan Anda? Dan siap siaplah untuk kaget.

Memang tidak semuanya traffic nya tinggi. BBM dan WA paling tinggi, lalu sms, email. Twitter dan blog sepenuhnya under kontrol saya : kapan mau eksis, kapan pasif, suka suka guweh.

Dark Side of Real Time Chatting
Yang bikin repot adalah yang chatting real time seperti bbm, WA,..karena pihak yg menghubungi mungkin berharap respon yg seketika. Padahal ada saat kita tdk bisa langsung respon misal lagi nyetir (nyetir di Jakarta itu sesuwatu banget). Jadi kalo lagi nyetir terus ada yg bbm, atau wa ya baru di buka nya nanti sesampai rumah, sehabis mandi dll. Juga saat hp di charge, atau sedang jogging, berkebun, atau spend quality time dengan orang terkasih.Jadi ya mohon maap kalau kadang-kadang telpon (telat respon).. kalau ini berasal dari orang2 VIP, maka ketika nyadar, akan menimbulkan sensasi panik, dan perasaan lebay lainnya : jangan2 dianggap nyuekin, jangan2 dianggap tidak serius kerja, wah nanti di sp, nanti tidak jadi promosi., dll. Timbul perasaa tidak nyaman bingits (Anda tahu beda banget dan bingit? Kata anak saya, bingit itu lebih dalem dari banget, apalagi kalo ditambah s)

Saya bayangkan bagi yang lagi pacaran, pasti mereka akan lebih "drama" jika telat merespon: jangan2 dianggap ga sayang lagi, dianggap lagi selingkuh nih, wah bisa diputusin deh..Seketika merubah mood menjadi biru.

Earth = Borderless Village
Gara-gara teknologi informasi, bumi menjadi "a big borderless village" tanpa batas negara, maka saya juga kena dampaknya ketika masih kerja perusahaan multinational gara-gara beda waktu. Jam 7 sore Jakarta artinya jam 5 sore lebih dikitnya India, atau jam 12 siangnya London, atau jam 7 paginya New York. Maka ketika jam 7 sore, saya siap-siap mau pulang, tiba tiba, ada pesan lewat communicator (ini adalah semacam chatting facility nya windows) dari boss saya yang di India:

"Hi, can u please replay my mail now, I need it urgently or call me"

Membaca ini rasanya gimana gitu, Wong sudah kebelet pulang, tapi ya atas nama profesionalitas saya reply communicator ini dg sopan dan saya kerjaan permintaannya. And it usually take times. Sent.

Habis itu, another warm greeting dari boss di UK:

"Hi, I saw you still there, can you pls confirm this :...bla bla bla"

Haiya ! Ini juga harus direspon, kalau masih mau kerja disini. Karena dia semacam dewa dari kasta yang lebih tinggi.

Salah Kamar, Kisah nyata
Saking banyaknya channel, sering terjadi kita chat bersamaan dengan beberapa medsos yang berbeda : sms, bbm chat, bbm group A, Group B, WA. Dalam hal ini harus ekstra fokus. Karena bisa fatal.

Pernah kejadian, saya sms an dengan 2 orang yg berbeda, istri saya dan juga Rekan kerja (seorang ibu2) di Cabang Semarang, Tentu saja membahas topic yang berbeda.

Saya ketik "Sayang, kamu mau coklat yang mana?" Sent.

Maksudnya ke istri saya, tapi salah kirim ke ibu, rekan kerja itu. Baru nyadar setelah sent.

"Maaf Pak, maksudnya apa ya?"
Begitu sms berikut saya terima dari ibu tadi. Tidak tahu seneng apa sebel dia. He..he..he

Pedang Bermata Dua
Bahwa ranah privasi kita berkurang, itu benar. Tapi itu konsekuensi memiliki medsos. Reciprocal implikasinya adalah, anda juga dapat merambah privasi kolega anda. Jadi : bijaksanalah sebelum "meminta" waktu kolega anda. Jika memang perlu dan penting, silakan saja (saya juga begitu, sering mengganggu kolega, sebentar). Jika pun terpaksa, lakukan dengan tidak anoying, sopan, dengan care.

Mengapa kita tidak gunakan medsos ini untuk membagikan hal positif ke lingkungan kita : memberi ucapan selamat, menyemangati teman, menyapa sodara yang jarang ketemu, memberi inspirasi..dll..menyampaikan hal positif dan berguna. Profile Picture dan status medsos anda juga dapat menceriakan dan inspiring others. Dapat juga sebaliknya. The choice on yours.

Pengin tidak kelelep oleh medsos? Gampang, jangan punya account. Pilihan lainnya ya : nyuekin setiap sapaan (tapi siap dengan konsekuensinya ya.., karena kalau saya yang dicuekin, biasanya sebel). Ok, dari tadi bbm dan WA saya bunyi, juga ada beberapa sms masuk, beneran. Permisi saya cek dulu ya.

Minggu, 14 Juni 2015

Chairil Anwar, Kontemplasi dan Solusi Kembung - Mual



Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelopak elang
Menyinggung muram, desir hari lari berenamg
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak


Penggalan pusi diatas berasal dari salah satu masterpiece Chairil Anwar, dengan judul “Senja di Pelabuhan Kecil”, ditulis tahun 1946 (artinya saat dia berusia 24 th) Puisi ini ditujukan kepada Sri Ajati, pujaan hatinya yang tidak pernah berhasil dimiliki, bahkan mengungkapkan perasaannya pun dia belum sempat.

Konon penyair salah satu pelopor angkatan 45 ini meninggal di usia sangat muda, 27th, di RSCM. ; penyebab kematiannya tidak diketahui pasti, menurut dugaan lebih karena penyakit TBC. Menurut catatan rumah sakit, ia dirawat karena tifus. Meskipun demikian, ia sebenarnya sudah lama menderita penyakit paru-paru dan infeksi yang menyebabkan dirinya makin lemah, sehingga timbullah penyakit usus yang membawa kematian dirinya - yakni ususnya pecah. Sepertinya hidup pujangga ini tidak teratur, merokok, begadang… Ini bayangan saya ya..karena untuk mendapatkan inspirasi berupa untaian kata yang indah dan penempatan urutan yang sempurna, sudah pasti perlu lebih dari sekedar kontemplasi.

Bicara penyakit usus, pencernaan, dimasa kini pun banyak orang sering mengalami gangguan pencernaan. Dalam skala yang lebih ringan, tersebutlah gejala kembung dan mual (bloating and nausea). Dua hal ini tidak harus selalu terkait dengan maag. Orang Indonesia menyebut masuk angin dapat juga menyebabkan gejala ini.

Gejala ini dalam dunia kedokteran disebut sindrom dispepsia. Ini bisa disebabkan karena masalah psikis : cemas, stress (disebut dispepsia fungsional). Atau karena masalah pada organ tubuh : hati, empedu, pancreas, ginjal, usus, jantung, paru.. (maka disebut dispepsia organ).

Sebuah penelitian di Universitas Indonesia mengatakan 70%-80% kasus dispepsia adalah fungsional dispepsia, artinya karena stress, pikiran.(http://hiburan.metrotvnews.com/read/2013/05/29/157394/mual-dan-kembung-tidak-selalu-mag)

Apapun itu, mual & kembung ini adalah kondisi dimana gerak peristaltic di lambung melambat, sehingga gas sebagai hasil pencernaan makanan (terutama jenis tertentu) akan terjebak di lambung maka perut terasa begah, penuh. Dan akibatnya mual, karena lambung yang penuh ini menekan diafragma atas. Sebetulnya dengan bersendawa dan atau kentut akan sangat membantu. Permasalahannya, dua hal ini kadang tidak terjadi saat dibutuhkan.

Saya adalah salah satu orang yang cukup sering mengalami kembung (dan kadang mual). Seingat saya, antara lain dalam kondisi berikut : habis minum kopi, makan makanan berminyak, habis makan terlampau pedas atau asam (jika tidak kebutulan), duduk di ruang ber AC dalam jangka lama, beban pikiran.. Salah satu dan atau kombinasi hal diatas sudah pasti membuat saya, paling tidak kembung. Dan malangnya kondisi di atas terkadang tidak terhindarkan.

Ketika gejalanya parah, dalam kondisi “severity” tinggi, saya pernah mengkonsumsi beberapa merek terkenal. Tetapi sepertinya kurang greng. Efeknya lama dan kurang tokcer. Saya juga tidak berani mengkonsumsi terlalu sering, karena saya berpendapat, senyawa kimia buatan adalah obat sekaligus racun.

HerbaVOMITZ – obat herbal untuk kembung dan mual

Baru-baru ini saya dikenalkan dengan obat herbal modern, HerbaVOMITZ, yang meng klaim dapat mengatasi kembung dan mual secara efektif, cepat, dan natural. Dalam kemasannya, tertulis Jamu di sudut kiri atas, dan diproduksi oleh salah satu produsen obat terkemuka di Indonesia. Komposisi utamanya dalah Avominol, yang merupakan fraksi rimpang jahe. Disana juga tertulis Natural Fractination Technology. Apa ini ?

Saya coba googling, untuk mencari tahu apa itu Fractination, dan ini kata Wikipedia : “Fractionation is a separation process in which a certain quantity of a mixture (gas, solid, liquid, suspension or isotope) is divided during a phase transition, into a number of smaller quantities (fractions) in which the composition varies according to a gradient. Maka avominol adalah hasil dari fraksinasi jahe, dimana dia bukan jahe lagi, tetapi bagian dari jahe yang sudah diteliti efektif mengatasi gejala kembung dan mual ini. Dan karena melalui proses produksi modern, hasil fraksinasi ini (yaitu avominol) akan selalu seragam dan konsisten mutunya..

Saya kira jika saya teruskan mencoba menelisik lebih detail semua yang tertulis di kemasannya (lewat bantuan om google tentunya), bisa-bisa saya dan anda mual lagi, karena stress. Fungsional dispepsia ! Untung bagi saya masih ada 1 tablet HerbaVOMITZ di meja, lha anda ? Maka kita sudahi dulu analisa teknisnya.

Jika tulisan ini dibilang promosi, saya tidak berdaya untuk mengatakan tuduhan itu salah, karena memang ciri-cirinya mirip. Tetapi lebih dari itu, saya betul-betul sudah merasakan efektivitasnya dan ingin men sharingkan. Anda boleh mencobanya.

dan bara kagum menjadi api

Kamis, 19 Februari 2015

Cerita tentang Sumur Resapan di Halaman Belakang

"Bumi ini adalah titipan dari anak cucu kita untuk kita rawat"

Pernah dengar istilah sumur resapan (Inggris : infiltration wells) ? Konon katanya struktur ini sangat berguna bagi ekosistem kita, menunjang kelestarian planet bumi.. Dulu saya banyak mendengar istilah ini dan membaca beberapa ulasannya di berbagai media, saat itu teori ini looks complicated. Sampai suatu saat di tahun 2008, ketika me-renovasi bagian belakang rumah, saya minta sekalian dibuatkan sumur resapan di sana.

Pada dasarnya sumur resapan adalah "rongga buatan" di tanah dimana air hujan dapat masuk dengan mudah,lalu meresap ke bumi. Sebagai akses air dari luar ke rongga, dapat dibuatkan pipa paralon yang menyembul ke atas.

Untuk sumur resapan yang saya ceritakan ini, ukurannya tidak terlalu besar, hanya sekitar 1 x 1.8 x 2 (meter, panjang x lebar x kedalaman). Caranya mudah : tanah digali lalu di alasi ijuk dan dipenuhi batu, lalu diurug dengan tanah kembali. Dibagian atasnya diberi 3 buah pipa paralon diameter sekitar 8cm yang menghubungkan permukaan atas dengan rongga buatannya.

And you know what, its work effectively till today ! Setiap kali hujan, air dari atap yang turun ke tanah langsung di serap dengan sangat cepat ke dalam sumur resapan ini. Foto berikut saya ambil baru saja ketika hujan deras. Anda lihat dalam foto ini ada 2 lubang paralon dibagian bawah, dan lubang ketiga di bagian atas (dibawah daun, disamping 2 paving block)

Bagi anda yang memiliki halaman rumah, why dont you try make it ? Salah satu penyebab banjir di Jakarta adalah kurangnya area terbuka sebagai resapan, karena terlalu banyaknya rumah. Maka setiap kali hujan, air dari atap tidak tahu harus kemana selain menggenang atau ke got (yang kebanyakan mampet) lalu menggenang, atau ke sungai (yang sudah dangkal) jadi menggenang lagi. Bayangkan jika separo saja air dari atap masing-masing rumah masuk ke sumur resapan ini, anda sudah ber kontribusi mengurangi banjir, pahlawan lingkungan, seperti kata Tove Lo dalam lagunya :

Everybody have a power
we could be a heroes, me and you

Hujan sudah berhenti, dan sama sekali tidak ada air yang menggenang..!

libur imlek 19 Feb 2015