Lari Pagi atau Sore, Mana Lebih Baik ?
Lari, aktivitas sudah dilakukan sejak jaman purba, saat ini
semakin banyak digemari. Alasannya jelas : murah, mudah, tidak butuh
tempat khusus, tidak butuh pasangan, menjaga berat badan ideal, meningkatkan metabolisme,
memberi rasa senang, bisa kapanpun...dll, list ini akan bertambah panjang jika
anda cari di mbah google.
Bisa dilakukan kapan pun, yakin ? well, pada dasarnya iya..
tapi kebanyakan orang, di Indonesia, melakukan di pagi atau sore. Dapat
dipahami karena di siang hari (sekitar jam 9.00 sd 16.00an), sinar matahari nya sama sekali tidak bersahabat. Kalau mau
nekat juga bisa, tapi berlipat beratnya. Stamina terkuras lebih cepat. Menurut
saya, lari di bawah terik siang, paling tidak 2x lebih berat dibanding waktu
lainnya. Ini akan pengaruh ke jarak, kecepatan, detak jantung. Efek lain nya, gosong. Saya sendiri, kalau tidak kebelet banget, ogah !
Pagi atau Sore ?
Bagi yang bisa bangun pagi, konon katanya pagi lebih baik. Tapi
saya tidak melihat alasan teknis, kecuali bahwa karena udara pagi masih bersih,
setelah debu mengendap semalaman disiram embun. Dan tubuh masih segar karena baru
bangun tidur.
Ditemani Kekasih Hati |
Bersama Cahaya |
Me - Titik |
Tapi, bagi kebanyakan orang kantoran di Jakarta dan
sekitarnya, mana punya kemewahan waktu di pagi hari buat lari ? Bagaimana
dengan weekend ? ya bisa, tapi kalau buat saya, bablas tidur lebih lama di weekend lebih menggoda. Maka saya menjadi penganut aliran lari sore. Yang penting cari tempat yang bersih, tidak banyak
debu, banyak pohon, sepi dari mobil. Melihat senja sembari berlari memberi sensasi
yang menyenangkan. Warna merah matahari bulat di langit jingga, suara daun
kering diinjak sepatu, nyanyian burung pulang kendang, dan bau kayu pohon
cedar adalah hadiah sekaligus kekasih yang paling sempurna !