Sabtu, 26 September 2015

Apakah Anda "Korban" Media Sosial ?

Siapa bilang kemajuan teknologi informasi, khususnya medos selalu membawa kabar baik?

Paling tidak saya mulai terseok-seok mengimbanginya. Saya, seperti halnya Anda, yang sok disebut manusia modern dan tidak gaptek, dapat di colek dari berbagai media. Dari yang primitif sampai yang gaul dan modern: telpon voice, sms, bbm, WA, email, skype, twitter, Google plus, dan blog!
Ada juga linkdln, tetapi sudah tidak terlalu aktif. Orang lain mungkin ada juga yang pakai path, line, kakao talk. Masih untung saya belum tergoda fb dan instagram.

Berapa Medsos Anda Punya?
Karena alasan kerjaan, atau alasan lain yang valid (atau maksa, di valid validkan), kita dapat memiliki lebih dari satu hal di atas. Misalnya saya punya 2 nomor hp satu utk voice dan browsing, satu bbm. 4 alamat email : satu kantor, satu gmail non kantor, satu gmail untuk blog, dan satu cloud nya ipad hadiah ulang tahun istri 3 th yg lalu (thanks honey:). BBM account hanya satu, tadinya 2., tapi BBM berisi 5 group chat, 4 group terkait kerjaan + 1 group keluarga. WA hanya satu dengan satu yg grup terkait kerjaan. Beberapa group chat sudah saya left!. Satu Twitter, satu Google+, dua blog. O ya satu lagi : skype.

Coba Anda cek, bagaimana dengan Anda? Dan siap siaplah untuk kaget.

Memang tidak semuanya traffic nya tinggi. BBM dan WA paling tinggi, lalu sms, email. Twitter dan blog sepenuhnya under kontrol saya : kapan mau eksis, kapan pasif, suka suka guweh.

Dark Side of Real Time Chatting
Yang bikin repot adalah yang chatting real time seperti bbm, WA,..karena pihak yg menghubungi mungkin berharap respon yg seketika. Padahal ada saat kita tdk bisa langsung respon misal lagi nyetir (nyetir di Jakarta itu sesuwatu banget). Jadi kalo lagi nyetir terus ada yg bbm, atau wa ya baru di buka nya nanti sesampai rumah, sehabis mandi dll. Juga saat hp di charge, atau sedang jogging, berkebun, atau spend quality time dengan orang terkasih.Jadi ya mohon maap kalau kadang-kadang telpon (telat respon).. kalau ini berasal dari orang2 VIP, maka ketika nyadar, akan menimbulkan sensasi panik, dan perasaan lebay lainnya : jangan2 dianggap nyuekin, jangan2 dianggap tidak serius kerja, wah nanti di sp, nanti tidak jadi promosi., dll. Timbul perasaa tidak nyaman bingits (Anda tahu beda banget dan bingit? Kata anak saya, bingit itu lebih dalem dari banget, apalagi kalo ditambah s)

Saya bayangkan bagi yang lagi pacaran, pasti mereka akan lebih "drama" jika telat merespon: jangan2 dianggap ga sayang lagi, dianggap lagi selingkuh nih, wah bisa diputusin deh..Seketika merubah mood menjadi biru.

Earth = Borderless Village
Gara-gara teknologi informasi, bumi menjadi "a big borderless village" tanpa batas negara, maka saya juga kena dampaknya ketika masih kerja perusahaan multinational gara-gara beda waktu. Jam 7 sore Jakarta artinya jam 5 sore lebih dikitnya India, atau jam 12 siangnya London, atau jam 7 paginya New York. Maka ketika jam 7 sore, saya siap-siap mau pulang, tiba tiba, ada pesan lewat communicator (ini adalah semacam chatting facility nya windows) dari boss saya yang di India:

"Hi, can u please replay my mail now, I need it urgently or call me"

Membaca ini rasanya gimana gitu, Wong sudah kebelet pulang, tapi ya atas nama profesionalitas saya reply communicator ini dg sopan dan saya kerjaan permintaannya. And it usually take times. Sent.

Habis itu, another warm greeting dari boss di UK:

"Hi, I saw you still there, can you pls confirm this :...bla bla bla"

Haiya ! Ini juga harus direspon, kalau masih mau kerja disini. Karena dia semacam dewa dari kasta yang lebih tinggi.

Salah Kamar, Kisah nyata
Saking banyaknya channel, sering terjadi kita chat bersamaan dengan beberapa medsos yang berbeda : sms, bbm chat, bbm group A, Group B, WA. Dalam hal ini harus ekstra fokus. Karena bisa fatal.

Pernah kejadian, saya sms an dengan 2 orang yg berbeda, istri saya dan juga Rekan kerja (seorang ibu2) di Cabang Semarang, Tentu saja membahas topic yang berbeda.

Saya ketik "Sayang, kamu mau coklat yang mana?" Sent.

Maksudnya ke istri saya, tapi salah kirim ke ibu, rekan kerja itu. Baru nyadar setelah sent.

"Maaf Pak, maksudnya apa ya?"
Begitu sms berikut saya terima dari ibu tadi. Tidak tahu seneng apa sebel dia. He..he..he

Pedang Bermata Dua
Bahwa ranah privasi kita berkurang, itu benar. Tapi itu konsekuensi memiliki medsos. Reciprocal implikasinya adalah, anda juga dapat merambah privasi kolega anda. Jadi : bijaksanalah sebelum "meminta" waktu kolega anda. Jika memang perlu dan penting, silakan saja (saya juga begitu, sering mengganggu kolega, sebentar). Jika pun terpaksa, lakukan dengan tidak anoying, sopan, dengan care.

Mengapa kita tidak gunakan medsos ini untuk membagikan hal positif ke lingkungan kita : memberi ucapan selamat, menyemangati teman, menyapa sodara yang jarang ketemu, memberi inspirasi..dll..menyampaikan hal positif dan berguna. Profile Picture dan status medsos anda juga dapat menceriakan dan inspiring others. Dapat juga sebaliknya. The choice on yours.

Pengin tidak kelelep oleh medsos? Gampang, jangan punya account. Pilihan lainnya ya : nyuekin setiap sapaan (tapi siap dengan konsekuensinya ya.., karena kalau saya yang dicuekin, biasanya sebel). Ok, dari tadi bbm dan WA saya bunyi, juga ada beberapa sms masuk, beneran. Permisi saya cek dulu ya.